You are currently viewing Bagaimana AI Mengubah Cara Belajar di China?

Bagaimana AI Mengubah Cara Belajar di China?

Pernahkah kamu membayangkan jika teknologi kecerdasan buatan atau AI digunakan untuk mengatur pembelajaran di sekolah? Di China, hal ini sudah menjadi kenyataan. Negara tersebut memanfaatkan teknologi secara serius untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

Bagaimana cara AI ini diterapkan di kelas? Apa dampaknya bagi siswa dan guru? Mari kita bahas lebih dalam.

1. Teknologi yang Dipakai di Kelas

Di beberapa sekolah di China, siswa menggunakan headband khusus yang mampu mendeteksi tingkat konsentrasi melalui gelombang otak. Data ini langsung terkirim ke komputer guru, bahkan ke orang tua. Dengan begitu, guru dapat mengetahui siapa yang fokus belajar dan siapa yang pikirannya melayang.

Selain itu, kamera dengan teknologi pengenalan wajah digunakan untuk memantau ekspresi siswa. Kamera ini dapat mendeteksi siapa yang sering bermain ponsel, melamun, atau sering menguap. Tujuannya adalah membantu guru menilai keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Inovasi Pendidikan yang Lebih Modern

Beberapa sekolah di China juga sudah memanfaatkan robot pintar sebagai asisten guru. Robot ini bukan hanya berfungsi menemani siswa, tetapi juga memantau kesehatan mereka, misalnya saat terlihat lelah atau stres.

Tidak hanya itu, ada seragam pintar yang dilengkapi chip GPS. Teknologi ini memungkinkan guru dan orang tua mengetahui lokasi siswa kapan saja, sehingga keamanan lebih terjamin. Semua ini dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan terkontrol.

3. Ambisi Besar China dalam AI

China memiliki visi besar untuk menjadi pemimpin dunia dalam teknologi AI. Pemerintah bahkan menargetkan menjadi pusat inovasi AI global pada tahun 2030, dengan pendidikan sebagai salah satu fokus utama.

Dengan investasi besar-besaran, negara ini berharap dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga melek teknologi.

4. Dampak pada Siswa dan Guru

Banyak guru mengaku bahwa siswa kini lebih disiplin karena sadar konsentrasi mereka dipantau. Laporan konsentrasi bahkan dikirim setiap 10 menit ke grup chat orang tua, sehingga mereka bisa terus memantau perkembangan anak.

Namun, ada pula siswa yang merasa tertekan. Mereka khawatir jika nilai konsentrasinya rendah, karena akan langsung diketahui orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa dampak teknologi ini tidak selalu positif.

5. Tantangan dan Kekhawatiran

Penggunaan teknologi di pendidikan tentu menimbulkan pro dan kontra. Salah satu isu utama adalah privasi data. Apakah data yang dikumpulkan aman? Bagaimana jika bocor atau disalahgunakan?

Selain itu, akurasi teknologi seperti headband juga menjadi sorotan. Faktor seperti rasa gelisah atau pemasangan yang kurang tepat dapat memengaruhi hasil. Karena itu, pemanfaatan teknologi ini perlu dilakukan secara bijak.

6. Apa Kata Para Ahli

Banyak pakar menilai teknologi ini menarik, tetapi memiliki keterbatasan. Theodore Zanto, seorang ahli neuroscience, menjelaskan bahwa headband biasanya digunakan di laboratorium atau rumah sakit, bukan di kelas.

Alasannya, data yang dikumpulkan mudah terpengaruh oleh faktor eksternal seperti rasa tidak nyaman atau kegelisahan siswa. Artinya, teknologi ini tidak bisa dianggap sepenuhnya akurat.

Kesimpulan

Penggunaan AI dalam pendidikan di China merupakan langkah besar yang membawa banyak manfaat, terutama dalam meningkatkan efisiensi belajar-mengajar. Namun, tantangan seperti privasi, tekanan psikologis pada siswa, dan akurasi data harus menjadi perhatian serius.

Jika dikembangkan secara hati-hati, bukan tidak mungkin teknologi seperti ini juga bisa diterapkan di negara lain, termasuk Indonesia.

Baca juga : Jangan Asal Chat! Ini 5 Kesalahan Terbesar Saat Gunakan AI – Eduidea

Youtube : PEMBELAJARAN SEKOLAH DI CHINA TIDAK SEPERTI YANG KALIAN BAYANGKAN!!!

Tinggalkan Balasan