You are currently viewing Kilatan Seblum Gempa Besar, Memangnya Ada ?

Kilatan Seblum Gempa Besar, Memangnya Ada ?

Pernahkah kamu mendengar cerita tentang kilatan cahaya misterius yang muncul di langit sebelum terjadi gempa bumi besar? Fenomena ini dikenal sebagai earthquake lights, atau cahaya gempa. Topik ini telah lama menjadi bahan perdebatan di kalangan ilmuwan maupun masyarakat awam.

Sebagian orang melihatnya sebagai tanda mistis. Namun, ada juga yang berusaha memahami penyebabnya secara ilmiah.

Dalam video ini, kita akan membahas:

  • Apa sebenarnya cahaya gempa itu?
  • Teori-teori ilmiah yang menjelaskannya
  • Seberapa sering terjadi
  • Dan apa kaitannya dengan studi gempa bumi

Apa Itu Earthquake Lights?

Earthquake lights adalah fenomena langka berupa cahaya aneh yang terlihat sebelum, saat, atau sesudah gempa bumi besar. Bentuknya bisa berupa kilatan terang di cakrawala, bola cahaya melayang, atau semburat seperti aurora mini.

Fenomena ini telah dicatat sejak ratusan tahun lalu. Salah satu dokumentasi tertua berasal dari Jepang pada abad ke-17, yang menyebutkan adanya cahaya misterius sebelum gempa besar.

Di era modern, semakin banyak bukti visual bermunculan. Saat gempa besar Tohoku mengguncang Jepang pada tahun 2011, sejumlah saksi mata melihat semburat cahaya di langit malam. Gempa Peru tahun 2007 juga menyisakan laporan serupa—beberapa bahkan terekam dalam video.

Meski begitu, tidak semua gempa menunjukkan fenomena ini. Dan sebaliknya, tidak semua cahaya yang muncul sebelum gempa bisa dipastikan sebagai earthquake lights. Hal inilah yang membuat fenomena ini sulit dipelajari secara menyeluruh.

Penjelasan Ilmiah: Kenapa Cahaya Ini Bisa Muncul?

Sejumlah teori telah diajukan oleh para ilmuwan. Meskipun belum ada kesepakatan final, berikut beberapa penjelasan yang dianggap paling masuk akal:

1. Listrik Piezoelektrik dari Tekanan Geologi

Beberapa jenis batuan, seperti kuarsa, memiliki sifat piezoelektrik—artinya mereka bisa menghasilkan muatan listrik saat dikenai tekanan tinggi.

Saat lempeng tektonik bergerak, tekanan besar menumpuk di dalam kerak bumi. Muatan listrik yang terbentuk kemudian naik ke atmosfer, berinteraksi dengan partikel di udara, dan menciptakan ionisasi yang menghasilkan cahaya.

Penelitian oleh Dr. Friedemann Freund dari NASA menunjukkan bahwa tekanan geologis memang dapat menciptakan arus listrik cukup kuat untuk memicu cahaya semacam ini.

2. Perubahan Medan Elektromagnetik

Gerakan tektonik tidak hanya menyebabkan getaran, tetapi juga menghasilkan medan elektromagnetik. Gangguan ini dapat mempengaruhi ionosfer, yaitu lapisan atmosfer yang kaya partikel bermuatan.

Saat ionosfer terganggu, partikel-partikel bermuatan bisa saling berinteraksi dan memancarkan cahaya yang terlihat dari permukaan bumi. Penelitian dari Geophysical Research Letters menemukan bahwa gangguan elektromagnetik sering terdeteksi sebelum gempa besar, meski hubungan langsungnya dengan cahaya gempa masih memerlukan studi lanjutan.

3. Retakan Batuan dan Triboluminescence

Ketika batuan di bawah tanah retak karena tekanan, energi yang dilepaskan bisa menciptakan cahaya. Fenomena ini dikenal sebagai triboluminescence.

Retakan tersebut memanaskan udara di sekitarnya, sehingga menimbulkan kilatan singkat yang bisa terlihat dari permukaan. Fenomena ini lebih mungkin terjadi di daerah dengan patahan vertikal, karena tekanan dan gesekan di sana cenderung lebih besar.

4. Pelepasan Gas dari Patahan Tektonik

Gempa bumi juga dapat menyebabkan pelepasan gas seperti metana atau radon dari dalam tanah. Ketika gas-gas ini naik ke permukaan dan bercampur dengan udara, reaksi kimia tertentu bisa menimbulkan cahaya.

Mitos atau Fakta?

Dulu, banyak orang mengira fenomena ini hanya mitos. Namun, seiring perkembangan teknologi, bukti visual makin banyak ditemukan.

Beberapa kejadian terkenal di antaranya:

  • Tohoku, Jepang (2011) – Cahaya terlihat sebelum gempa magnitudo 9,0
  • L’Aquila, Italia (2009) – Penduduk melaporkan kilatan cahaya beberapa detik sebelum gempa besar
  • Meksiko (2017) – Semburat cahaya biru terekam dalam video saat gempa melanda

Namun perlu dicatat, tidak semua laporan bisa diverifikasi. Kadang kilatan tersebut berasal dari petir, ledakan trafo, atau fenomena lain yang kebetulan terjadi bersamaan.

Seberapa Sering Terjadi?

Earthquake lights adalah fenomena yang sangat jarang terjadi. Dari ribuan gempa bumi setiap tahun, hanya sebagian kecil yang disertai cahaya semacam ini.

Menurut studi tahun 2014 dari Seismological Research Letters, dari 65 laporan yang dianalisis, sebagian besar terjadi di wilayah dengan patahan vertikal. Selain itu, kebanyakan muncul pada gempa dengan magnitudo lebih dari 6,0.

Kenapa Penelitian Ini Penting?

Memahami fenomena ini bisa membuka jalan menuju sistem deteksi dini gempa bumi. Jika keterkaitan antara cahaya dan aktivitas tektonik terbukti kuat, maka cahaya gempa bisa menjadi indikator awal terjadinya gempa besar.

Sayangnya, karena fenomena ini sangat langka dan sulit diamati secara langsung, peneliti masih membutuhkan lebih banyak data dan observasi untuk menarik kesimpulan pasti.

Kesimpulan: Masih Jadi Misteri Alam

Cahaya gempa adalah contoh bagaimana alam menyimpan rahasia yang belum sepenuhnya kita mengerti. Meskipun telah diamati selama berabad-abad, fenomena ini masih menyisakan banyak pertanyaan.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu percaya dengan keberadaan cahaya gempa? Atau pernah melihatnya langsung?

Tulis di kolom komentar, ya! Jangan lupa like, share, dan subscribe agar kamu tidak ketinggalan konten menarik lainnya.

Baca juga : Mengejutkan! 580 Juta untuk Kain Hitam Kali Item, Kenapa? – Eduidea

Youtube : KILATAN SEBELUM GEMPA BESAR, MEMANGNYA ADA?

Tinggalkan Balasan