You are currently viewing Benarkah Antariksa Dipenuhi Sampah?

Benarkah Antariksa Dipenuhi Sampah?

Banyak yang mengira luar angkasa adalah ruang hampa yang kosong dan sunyi. Namun kenyataannya, orbit Bumi kini dipenuhi oleh ribuan benda buatan manusia yang sudah tidak digunakan lagi. Mulai dari satelit yang sudah tidak aktif, hingga serpihan kecil hasil tabrakan antar objek di luar angkasa, semuanya mengelilingi planet ini dalam jumlah yang mengkhawatirkan.

Fenomena ini dikenal sebagai sampah antariksa, dan dampaknya tidak bisa dianggap remeh. Keberadaan puing-puing ini menjadi ancaman nyata bagi satelit aktif, stasiun luar angkasa, bahkan masa depan eksplorasi luar angkasa secara keseluruhan. Di balik kemajuan teknologi, manusia dihadapkan pada tantangan baru: membersihkan jejaknya sendiri di luar Bumi.

Apa Itu Sampah Antariksa?
Jadi, apa sebenarnya space debris itu? Space debris adalah benda-benda buatan manusia di luar angkasa yang udah nggak terpakai atau nggak berfungsi lagi. Contohnya apa saja? Ada satelit tua, potongan roket, dan serpihan kecil hasil tabrakan antariksa.

Menurut laporan dari ESA Space Debris Office, ada lebih dari 36.000 objek di orbit yang ukurannya lebih dari 10 cm. Kalau dihitung yang lebih kecil dari itu—seperti serpihan logam atau pecahan cat—jumlahnya bisa mencapai jutaan!

Kenapa ini jadi masalah? Karena benda-benda ini bergerak dengan kecepatan luar biasa—hingga 28.000 km/jam! Artinya, meskipun ukurannya kecil, dampaknya bisa sangat besar. Sebagai gambaran, serpihan sekecil koin bisa membuat lubang besar pada satelit atau bahkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Sejarah Sampah Antariksa
Kita harus kembali ke tahun 1957, saat manusia pertama kali memasuki era luar angkasa dengan peluncuran Sputnik 1 oleh Uni Soviet. Itu adalah satelit buatan pertama yang berhasil mengorbit Bumi, dan menjadi tonggak sejarah eksplorasi luar angkasa.

Tapi sejak saat itu, kita terus meluncurkan roket dan satelit tanpa benar-benar memikirkan apa yang terjadi pada benda-benda itu setelah mereka selesai digunakan. Akibatnya? Sampah antariksa mulai menumpuk.

Salah satu insiden besar terjadi pada tahun 2009, ketika satelit Iridium 33 milik Amerika Serikat bertabrakan dengan satelit mati Rusia, Cosmos 2251. Hasilnya? Lebih dari 2.000 serpihan baru yang mengorbit Bumi, menambah masalah yang sudah ada. Ini juga yang memunculkan istilah Kessler Syndrome, yaitu kondisi di mana tabrakan antar benda di orbit menghasilkan lebih banyak serpihan, sehingga orbit jadi terlalu penuh untuk digunakan.

Bahaya yang Ditimbulkan Sampah Antariksa
Bahaya utama dari sampah antariksa adalah risikonya terhadap satelit aktif dan astronot. Satelit adalah tulang punggung kehidupan modern kita. Mereka membantu kita dalam navigasi, komunikasi, prakiraan cuaca, dan bahkan keamanan nasional. Kalau satelit ini rusak akibat sampah antariksa, dampaknya bisa sangat besar—mulai dari jaringan komunikasi yang terganggu hingga prediksi bencana yang terhambat.

Astronot juga berada dalam risiko besar. Pada tahun 2021, serpihan dari uji coba senjata anti-satelit Rusia memaksa astronot di ISS untuk berlindung di kapsul darurat. Ini menunjukkan betapa bahayanya serpihan kecil di luar angkasa. Bahkan, hanya dengan satu tabrakan saja, misi luar angkasa bisa berakhir bencana.

Upaya Mengatasi Sampah Antariksa
Untungnya, organisasi seperti ESA (European Space Agency) dan NASA nggak tinggal diam. Mereka terus mencari cara untuk membersihkan orbit Bumi. Salah satu proyek besar adalah ClearSpace-1, sebuah misi yang direncanakan untuk diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan. Misi ini akan menggunakan lengan robot untuk menangkap satelit mati dan menurunkannya ke atmosfer Bumi, di mana satelit itu akan terbakar.

Selain itu, ada juga teknologi inovatif lainnya seperti laser pendorong yang digunakan untuk memindahkan serpihan kecil dari orbit, dan jaring besar untuk menangkap serpihan kecil. Di masa depan, teknologi ini diharapkan bisa membuat orbit lebih aman bagi semua orang.

Kutipan Relevan dari ESA Space Debris Office
Menurut Dr. Holger Krag, Kepala ESA Space Debris Office, ‘Sampah antariksa adalah tantangan teknis terbesar yang dihadapi manusia di era luar angkasa. Kalau kita nggak bertindak sekarang, kita bisa kehilangan akses ke orbit rendah Bumi dalam waktu dekat.’ Jadi, ini adalah masalah serius yang butuh perhatian global.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Mungkin kalian berpikir, ‘Apa yang bisa kita lakukan sebagai individu?’ Meskipun kita nggak bisa langsung ke luar angkasa buat bersih-bersih, kita bisa mulai dengan meningkatkan kesadaran. Masalah ini harus jadi pembicaraan global, supaya lebih banyak dukungan untuk kebijakan luar angkasa yang bertanggung jawab.

Kita juga bisa belajar dari masalah ini untuk menjaga lingkungan di Bumi. Kalau di luar angkasa aja kita bisa bikin masalah, apalagi di planet kita sendiri? Mulai sekarang, yuk, kita lebih peduli sama apa yang kita tinggalkan—baik di planet ini maupun di luar sana.

Baca juga : Inilah Bintang Terbesar di Alam Semesta – Eduidea

Youtube : (2) eduidea – YouTube

Tinggalkan Balasan