Pernah nggak kamu lagi scroll Instagram terus tiba-tiba nemu berita random kayak, “Perempuan ini bakal jadi manusia pertama di Mars!”?
Kamu lihat fotonya—pakai jaket NASA, background kece, caption dramatis—langsung bikin penasaran.
Nah, baru-baru ini ada influencer asal Brasil bernama Laysa Peixoto yang viral gara-gara ngaku bakal ikut misi ke Bulan dan Mars. Katanya, dia terpilih jadi “Astronaut Class of 2025” lewat perusahaan swasta bernama Titans Space.
Pertanyaannya: ini beneran, atau cuma salah satu episode drama clickbait ala Instagram? Tenang, kita bakal kupas tuntas dari awal sampai akhir. Plus, ada bonus penjelasan soal gimana sih proses jadi astronot beneran, dan kenapa hype Mars selalu bikin orang gampang kesedot.
LATAR BELAKANG
Semua berawal dari postingan Laysa di Instagram sekitar Juni 2025. Dia upload foto di depan Empire State Building, pakai jaket NASA, lalu nulis caption kalau sejak 2022 ikut “training” dan sekarang resmi masuk Astronaut Class of 2025.
Dia juga bilang kalau Titans Space bakal ngirim dia ke Bulan dan Mars. Bahkan, targetnya adalah jadi perempuan Brasil pertama yang menginjakkan kaki di Mars pada tahun 2029.
Media lokal Brasil sampai internasional langsung heboh. The Economic Times menulis: “Peixoto claimed she had been selected to join a mission to the Moon and Mars, representing Brazil in an unprecedented milestone.”
Sekilas memang terdengar keren, kayak cerita sukses ala film sci-fi. Tapi masalahnya, nggak lama kemudian NASA keluarin klarifikasi: mereka nggak pernah merekrut Laysa sebagai astronaut, apalagi untuk misi Mars.
DRAMA KLARIFIKASI
Di sinilah plot twistnya muncul.
Menurut laporan New York Post, NASA bilang Laysa cuma pernah ikut L’SPACE Academy, sebuah program online gratis yang ditujukan untuk mahasiswa dan profesional muda. Program ini bukan pelatihan astronaut, bukan magang di NASA, dan jelas bukan jalur resmi untuk ikut misi luar angkasa.
NASA juga menegaskan, “It would be inappropriate to claim NASA affiliation.” Alias, klaim Laysa itu menyesatkan.
Bukan cuma NASA yang angkat bicara. Columbia University juga ikut memberikan klarifikasi, karena Laysa sempat mengaku kuliah di sana. Pihak kampus menyatakan, “No record of her enrollment.” Waduh.
Bahkan universitas Brasil tempat dia dulu kuliah mengatakan bahwa Laysa sudah tidak terdaftar sebagai mahasiswa sejak 2023.
Titans Space sendiri akhirnya buka suara. Mereka bilang Laysa memang terdaftar sebagai “Astronaut Candidate” di program mereka. Namun, status itu tidak otomatis berarti dia akan berangkat ke Mars. Apalagi, Titans Space belum punya lisensi FAA untuk penerbangan berawak. Program mereka saat ini lebih ke penerbangan suborbital dan pengalaman nol gravitasi—dengan harga tiket bisa mencapai 1 juta USD hanya untuk beberapa jam. Jelas beda jauh dengan misi multi-tahun ke Mars.
KENAPA BISA VIRAL?
Jawabannya simpel: visual + narasi + aspirasi.
Foto dengan jaket NASA = keren. Caption dramatis = bikin penasaran. Ditambah lagi, orang sudah punya imajinasi liar soal Mars. Tinggal dikasih sedikit bumbu, boom! Viral.
Netizen memang gampang terpikat dengan cerita “ordinary person jadi extraordinary”. Apalagi kalau dibumbui sentuhan nasionalisme, seperti “wakil pertama dari negara X”.
Namun, di era media sosial sekarang, garis antara inspirasi dan klaim menyesatkan sangat tipis. Satu kalimat saja bisa bikin interpretasi publik berubah total.
KASUS MIRIP – ALYSSA CARSON
Sebelum Laysa, ada nama lain yang juga terkenal di dunia space enthusiast: Alyssa Carson.
Dia mulai training sejak umur 7 tahun, ikut space camp di berbagai negara, punya lisensi pilot, scuba diver, dan sekarang kuliah astrobiologi. Banyak media menyebut dia sebagai “calon astronaut Mars”.
Bedanya, Alyssa tidak pernah mengklaim dirinya sudah resmi dipilih NASA untuk misi Mars. Ia selalu menekankan bahwa dirinya berambisi jadi astronaut, tapi belum ada tiket pasti. Karena itulah, walaupun hype, dia tidak sampai kena backlash seperti Laysa.
REALITAS JADI ASTRONOT
Sekarang masuk ke bagian edukasi. Jadi, gimana sih cara jadi astronaut beneran?
Kalau lewat jalur NASA:
- Harus warga negara AS.
- Minimal punya gelar S1 di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
- Pengalaman kerja relevan minimal 3 tahun, atau 1.000 jam terbang untuk pilot.
- Lolos tes medis dan fisik super ketat.
- Dan yang paling penting: seleksinya brutal. Dari ribuan pendaftar, cuma segelintir yang dipilih tiap beberapa tahun.
Kalau lewat jalur perusahaan swasta seperti SpaceX atau Blue Origin? Saat ini fokusnya masih di penerbangan orbit rendah atau suborbital. Misi Mars? Belum ada yang benar-benar siap dieksekusi.
Titans Space sendiri masih dalam tahap pengembangan. Jadi kalau ada yang klaim “sudah siap ke Mars tahun ini atau itu”, faktanya harus dicek ulang.
KENAPA MISI MARS ITU RUMIT BANGET
Bayangkan naik kapal tanpa bisa restock makanan, tanpa isi bahan bakar, dan butuh waktu 6–9 bulan hanya untuk perjalanan pergi. Itu pun belum termasuk perjalanan pulang.
Masalah utama misi Mars antara lain:
- Jarak: rata-rata 225 juta km dari Bumi.
- Radiasi: tubuh terpapar radiasi kosmik berbahaya yang bisa merusak DNA.
- Psikologis: isolasi berbulan-bulan dalam ruang sempit dengan orang yang sama.
- Teknologi: butuh sistem pendukung hidup (life support) yang awet dan bisa diperbaiki di tempat.
Karena itu, misi Mars pertama kemungkinan besar hanya bisa dilakukan oleh tim kecil astronaut terlatih dengan background sains dan teknik, bukan sekadar pemenang audisi.
PELAJARAN DARI KASUS LAYSA
Dari kasus ini, ada tiga hal penting yang bisa kita pelajari:
- Jangan mudah percaya hanya dari visual dan caption. Jaket NASA bisa dibeli siapa saja di toko suvenir.
- Bedakan antara mimpi dan klaim resmi. Ngomong “gue bercita-cita ke Mars” beda jauh dengan “gue sudah dipilih NASA buat ke Mars”.
- Media sosial bikin informasi nyebar cepat, tapi tanggung jawab juga makin besar. Influencer punya pengaruh besar, dan klaim yang tidak akurat bisa bikin publik salah paham.
BONUS FACT – NASA LAGI MAIN DI TITAN
Sementara orang sibuk membicarakan Mars, NASA sebenarnya lagi menyiapkan misi keren ke Titan, salah satu bulan Saturnus.
Nama misinya Dragonfly—sebuah drone bertenaga nuklir yang bakal terbang di atmosfer Titan untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Target peluncuran: 2028.
Ini bukti bahwa eksplorasi luar angkasa itu nggak cuma soal Mars. Masih banyak dunia lain yang sama-sama menarik untuk dijelajahi.
KESIMPULAN
Jadi, balik lagi ke pertanyaan awal: “Beneran ada perempuan yang bakal dikirim ke Mars dalam waktu dekat?”
Jawabannya: belum. Laysa Peixoto memang punya mimpi dan pernah ikut beberapa program edukasi luar angkasa, tapi klaimnya soal misi Mars belum ada bukti resmi.
Kalau kamu benar-benar pengen lihat manusia—terutama perempuan—mendarat di Mars, kita masih harus menunggu setidaknya satu dekade lagi. Dan saat momen itu tiba, pasti bakal jadi sejarah yang semua orang ingin saksikan.
Kalau kamu punya pendapat lain, atau tahu kandidat astronaut perempuan yang lebih kredibel, tulis di kolom komentar. Siapa tahu, itu bisa jadi topik seru untuk dibahas berikutnya.
Dan ingat, di era digital, verifikasi itu penting. Jangan cuma ngejar vibe—ngejar fakta juga perlu. Stay curious, stay critical, dan sampai ketemu di artikel selanjutnya!
Baca juga : Mau Jadi Astronot? Ini Tantangan Nyata di Luar Angkasa – Eduidea
Youtube : PEREMPUAN INI KATANYA MAU DIKIRIM KE MARS?! FAKTA ATAU DRAMA?