Mengapa kita tidak bisa melihat makhluk astral? Apakah mereka benar-benar ada, ataukah hanya ilusi yang diciptakan oleh batasan indra kita? Mari kita selami lebih dalam tentang bagaimana indra manusia bekerja, batasan-batasan yang ada, dan bagaimana teknologi dapat membantu kita memperluas persepsi kita.
Indra manusia terdiri dari lima komponen utama: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Setiap indra ini memiliki peran penting dalam membantu kita memahami dunia di sekitar kita. Namun, tahukah Anda bahwa indra kita hanya mampu menangkap sebagian kecil dari informasi yang ada? Menurut Dr. David Eagleman, seorang ahli saraf, ‘Kita hanya dapat melihat dan mendengar sebagian kecil dari realitas yang ada di sekitar kita. Sebagian besar informasi tetap tersembunyi dari indra kita.’
Mata kita, misalnya, hanya dapat mendeteksi cahaya dalam spektrum yang sangat sempit, yang dikenal sebagai cahaya tampak. Di luar itu, ada sinar ultraviolet dan inframerah yang tidak dapat kita lihat. Seperti yang dinyatakan oleh fisikawan Albert Einstein, ‘Realitas adalah apa yang, ketika Anda berhenti mempercayainya, tidak hilang.’ Ini menunjukkan bahwa ada banyak hal di luar pemahaman kita. Dalam konteks ini, makhluk astral mungkin berada di luar jangkauan indra kita.
Ini berarti ada banyak fenomena dan mungkin makhluk yang berada di luar jangkauan persepsi kita. Makhluk astral, yang sering dibicarakan dalam berbagai budaya, mungkin termasuk dalam kategori ini. Dalam bukunya, ‘The Astral Body and Other Astral Phenomena’, A.E. Powell menyatakan, ‘Makhluk astral adalah entitas yang tidak terikat oleh hukum fisika yang kita kenal.’ Namun, dari sudut pandang sains, batasan indra kita mungkin menjelaskan mengapa kita tidak dapat melihat mereka.
Makhluk astral telah menjadi bagian dari cerita rakyat dan mitologi di seluruh dunia. Dalam banyak budaya, mereka dianggap sebagai entitas yang dapat berinteraksi dengan dunia fisik. Namun, penting untuk diingat bahwa banyak dari pengalaman ini dapat dijelaskan melalui fenomena psikologis. Psikolog Carl Jung pernah mengatakan, ‘Makhluk-makhluk ini adalah simbol dari ketidaksadaran kolektif kita.’ Ini menunjukkan bahwa pengalaman melihat makhluk astral mungkin lebih berkaitan dengan kondisi mental dan emosional kita daripada dengan realitas fisik.
Indra kita tidak dirancang untuk mendeteksi semua yang ada di alam semesta ini. Misalnya, beberapa hewan seperti kelelawar dapat menggunakan echolocation untuk mendeteksi objek di kegelapan, sementara lebah dapat melihat ultraviolet. Seperti yang diungkapkan oleh ahli biologi evolusi, Richard Dawkins, ‘Kita adalah produk dari evolusi, dan indra kita adalah alat yang telah disempurnakan untuk bertahan hidup.’ Ini menunjukkan bahwa indra kita telah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan spesifik kita, bukan untuk memahami semua aspek realitas.
Namun, teknologi modern telah membantu kita memperluas batasan ini. Dengan kamera inframerah, kita dapat melihat dalam gelap. Dengan detektor ultrasonik, kita dapat mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Peneliti di bidang teknologi sensor, seperti Dr. John C. McLennan, mengatakan, ‘Teknologi memungkinkan kita untuk menjelajahi dunia yang tidak terlihat, memberikan wawasan baru tentang realitas yang ada di sekitar kita.’ Ini menunjukkan bahwa dengan alat yang tepat, kita dapat mengakses informasi yang sebelumnya tidak dapat kita deteksi.
Memahami batasan indra kita penting untuk mengurangi spekulasi yang tidak berdasar. Dengan menerima keterbatasan alami kita, kita dapat lebih terbuka terhadap penjelasan ilmiah dan mengurangi ketakutan terhadap hal-hal yang tidak kita pahami. Seperti yang dikatakan oleh Carl Sagan, ‘Kita adalah cara alam semesta mengenali dirinya sendiri.’ Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita memiliki keterbatasan, kita juga memiliki kemampuan untuk belajar dan memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar kita.
Penelitian di bidang neurosains juga menunjukkan bahwa pengalaman spiritual dan paranormal dapat dipicu oleh aktivitas otak tertentu. Dr. Andrew Newberg, seorang ahli neurosains, dalam bukunya ‘How God Changes Your Brain’ menyatakan, ‘Pengalaman spiritual dapat mempengaruhi cara kita melihat dunia dan diri kita sendiri.’ Ini menunjukkan bahwa pengalaman melihat makhluk astral mungkin lebih berkaitan dengan kondisi neurologis kita daripada dengan keberadaan makhluk itu sendiri.
Jadi, apa yang bisa kita ambil dari semua ini? Bahwa dunia ini lebih kompleks daripada yang bisa kita lihat atau dengar. Dan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan untuk memperluas pemahaman kita. Dengan memahami batasan indra kita, kita dapat mengurangi ketakutan dan spekulasi yang tidak berdasar tentang makhluk astral.
Baca juga : Mampukah Kita Menjelajah Alpha Centauri? Ini Faktanya! – Eduidea
Youtube : (2) eduidea mengapa kita tidak bisa melihat makhluk astral – YouTube