Social media telah menjadi bagian untuk manusia dan juga bahkan untuk keperluan bisnis, karena social media itu sudah menjadi ladang juga untuk bersosial, mengebangakan bisnis, dan juga lain sebagainya, nah tetapi tahukah kalian bahwa ketika sosial media itu sudah mempengaruhi pikiran mu kalian yang akan jadi dampak terjadi pada kalian
besar nya gimana penjelasan nya tonton terus,
halo semuanya selamat datang di eduidea channel, yang main sosial media jangan lupa subscribe
teknologi telah berkembang pesat, dari masa ke masa, bahkan pada saat mimin cari cari informasi, dan muncullah sebuah berita bahwa kemajuan AI itu sudah berkembang pesat sampai sampai mas elon yang kita hormati itu membuat tweet seperti ini (gambar tweet elon musk) jadi ya tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi akhir akhir ini gila banget,
banyak berita berita muncul terkait dengan permasalahan teknologi dengan manusia, ini menandakan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya berdampak baik bagi manusia, tetapi itu bisa saja menjadi sebuah senjata makan tuan bagi manusia,
Sebuah studi oleh Primack et al. (2017) yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa pengguna media sosial yang intensif (terdefinisi sebagai penggunaan selama lebih dari 2 jam per hari) memiliki kemungkinan 2,7 kali lebih besar untuk merasa terisolasi secara sosial dibandingkan dengan mereka yang menggunakan media sosial kurang dari setengah jam per hari.
Survei oleh American Psychological Association (APA) menemukan bahwa hampir 60% dari remaja merasa bahwa mereka harus tetap terhubung di media sosial sepanjang waktu untuk menghindari ketinggalan informasi penting, yang meningkatkan tingkat kecemasan mereka (OUCI).
nah kalau di pikir pikir kenapa bisa terjadi seperti itu? kenapa manusia menjadi seperti itu ?
ada enam kenapa manusia itu merasa mereka tidak mau tertinggal terhadap social media, discalimer ya guys konten ini bersumber dari jurnal Social Media Use, Social Anxiety, and Loneliness: A Systematic Review.
jadi ada enam kenapa manusia seperti itu :
- Validasi Sosial: Media sosial memberikan umpan balik langsung melalui likes, komentar, dan share yang bisa memberikan pengguna perasaan diterima dan divalidasi. Penguatan positif ini bisa mendorong siklus pencarian lebih banyak validasi.
- Fear of Missing Out (FOMO): Media sosial menciptakan lingkungan di mana pengguna terus-menerus terpapar pembaruan tentang kehidupan orang lain. Hal ini bisa menyebabkan FOMO, di mana individu merasa perlu selalu terhubung untuk menghindari ketinggalan peristiwa penting atau informasi.
- Kemudahan Komunikasi: Platform media sosial mempermudah berkomunikasi, mengurangi hambatan dalam interaksi. Kemudahan ini bisa membuat media sosial menjadi cara yang menarik untuk menjaga hubungan, terutama bagi mereka yang mungkin kesulitan dengan interaksi tatap muka karena kecemasan sosial.
- Dukungan Sosial: Bagi banyak pengguna, media sosial menyediakan sumber dukungan sosial dan rasa komunitas. Ini sangat penting bagi individu yang mungkin merasa terisolasi dalam kehidupan offline mereka.
- Distraksi dan Hiburan: Media sosial berfungsi sebagai sumber hiburan dan cara untuk menghabiskan waktu, yang bisa sangat menarik selama periode kebosanan atau stres.
- Anonimitas dan Ekspresi Diri: Anonimitas relatif yang ditawarkan oleh media sosial memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan diri mereka lebih bebas daripada dalam interaksi tatap muka. Hal ini bisa sangat menarik bagi mereka yang mengalami kecemasan sosial.
Gila ya, seberpengaruh itu sosial media mempengaruhi kita, jadi ya buat para generasi yang memang tumbuh di masa teknologi kalian harus banyak banyak belajar mengenai sosial media ya, karena ya sosial media itu udah di ibaratkan pisau bermata dua guys,
jadi untuk mengatasi hal itu kalian haru memperhatikan beberapa hal,
Batasi Waktu Penggunaan Media Sosial:
- Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial bisa mengurangi perasaan kesepian dan depresi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa membatasi penggunaan media sosial hingga 30 menit per hari dapat menurunkan tingkat depresi sebesar 33% dan kesepian sebesar 28%.
- Individu dapat menggunakan aplikasi pemantau waktu atau fitur pengaturan waktu yang ada di perangkat mereka untuk membantu mengelola durasi penggunaan media sosial.
Tingkatkan Interaksi Tatap Muka:
- Interaksi tatap muka dapat memberikan dukungan emosional yang lebih nyata dibandingkan interaksi online. Mencari waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan teman dan keluarga dapat membantu mengurangi kecemasan sosial dan kesepian.
- Aktivitas sosial seperti berpartisipasi dalam komunitas lokal, olahraga bersama, atau kegiatan sukarela dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial.
Kesadaran dan Pendidikan tentang Penggunaan Media Sosial:
- Menyadari potensi dampak negatif media sosial dan memahami cara-cara penggunaan yang sehat adalah langkah penting. Edukasi tentang literasi digital, yang meliputi kesadaran tentang perbandingan sosial dan pengaruh FOMO, bisa membantu pengguna untuk lebih kritis dalam mengonsumsi konten media sosial.
- Kampanye kesadaran publik yang diselenggarakan oleh sekolah, organisasi kesehatan, dan media dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang penggunaan media sosial yang sehat.
Gunakan Media Sosial untuk Hal-hal Positif:
- Fokus pada konten yang memberikan dukungan sosial dan emosional positif. Mengikuti akun atau grup yang mempromosikan kesejahteraan mental, keterampilan baru, dan inspirasi positif dapat membantu meminimalisir efek negatif.
- Terlibat dalam komunitas online yang mendukung dan konstruktif dapat meningkatkan perasaan keterhubungan dan dukungan.
Manajemen Stres dan Kesejahteraan Mental:
- Mengintegrasikan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ke dalam rutinitas harian dapat membantu menjaga kesejahteraan mental. Aktivitas-aktivitas ini dapat mengurangi kecemasan yang mungkin dipicu oleh penggunaan media sosial.
- Mengembangkan hobi offline seperti membaca, berkebun, atau memasak dapat memberikan keseimbangan dan mengalihkan perhatian dari media sosial.
Terapi dan Dukungan Profesional:
- Bagi individu yang mengalami kecemasan sosial atau kesepian yang parah, mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau konselor dapat memberikan strategi coping yang lebih mendalam dan personalized.
- Terapi kognitif perilaku (CBT) khususnya telah terbukti efektif dalam mengatasi kecemasan sosial dan dapat membantu individu mengembangkan keterampilan untuk mengelola penggunaan media sosial dengan lebih baik.
More : https://eduidea.id/bagaimana-sih-cara-mengamankan-data/