You are currently viewing KARIR VS PASSION = RESIGN?

KARIR VS PASSION = RESIGN?

Hari ini saya sudah menandatangani 2 formulir pengunduran diri karyawan, dan kalau dihitung dari sejak pertama kali kerja mungkin sudah sampai puluhan form yang sudah saya tanda tangani. Gaya ya nanda tangan form resign… terus bangga gitu?? Enggaakk boro – boro, yang ada malah sakit nya tuh disinniiiii….

Tapi yaasudahlah… terus siapa sih saya ko gaya amat maen nanda tanganin form – form resign orang??

Bos bukaaan.. buruh sih iya. Iya buruh dan ya maklum berhubung aturan perusahaan mengaharuskan bagi setiap karyawan yang ingin mengundurkan diri itu mengisi form konfirmasi pengahapusan PC account, email account dan lain – lain yang berdomain perusahaan yang sifat nya IT, ya mereka harus datang ke IT yaitu ke sayaa. Ya saya!

Nah kebetulan salah satu form yang saya tanda tangani hari ini itu adalah form dari teman yang satu – satu nya bisa enak diajak ngobrol mengenai mikrokontroler, single board computer, robot dan lain – lain pokonya yang berhubungan dengan dunia elektronik dan robotika terkini. Siapa dia? Sebut saja nama nya Pras.

Pak Pras ini orang nya culun, gokil dan kalau kata Teh Pite bilang si eta mah pikasebelen.. 😀

Eiits..tapi jangan salah, gitu – gitu juga dia lulusan Master dari NTUST (National Taiwan University of Science and Technology). So, never underestimate the nerd because probably he is more clever than you ever think, dan harus saya akui dia memang pintar walaupun juga sebenarnya culun..bangeeet 😀

Terus jadi gak nih di tanda tangan form resign nya?? Bentar dulu… rasanya gak afdol nih kalau dengan gampang nya nanda tangan tanpa tau dia alasannya kenapa dan mau kemana..hehehe. I’m so curious for that! Kenapa? Karena dia tuh ya masuk ke company dengan ijazah S2 nya yang so pasti gaji nya itu 3 – 4 kali lipat dari pada saya, kurang apalagi coba! Dan dengan lantang dan penuh semangat saya tanyakan hal itu ke dia! *lebaaaay 😀

Kemudian dengan semangat yang ber api – api pula dia menjawab! *makin lebaaay 😀

“Lah gini lho pak, perusahaan ini tuh selalu nyari orang baru yang bibit unggul dari mulai level terendah sampai tertinggi. Tapi kebanyakan dari bibit unggul itu tidak mendapat tanah subur yang bisa membuat nya berkembang”. Dari statemen nya itu kaya nya saya paham maksudnya apa, bukan hanya paham tapi saya juga meresapi maknanya apa karena saya juga merasakan hal yang samaaaaa..hiks-hiks-hiks. Dan tidak lain perasaan itu adalah passion…

Ok passion, kenapa sih si passion ini malah bikin orang jadi resign? Oh tentu bisa, contoh kasus si Pak Pras tadi, dia yang seorang master sains elektro lulusan overseas university. Di pekerjaan sekarang ini dia mendapat jobdesk untuk ngurusin warranty ke customer yang sejatinya pasti ilmu elektro nya gak kepake. Dia pasti jenuh dan merasa tidak bisa berkembang dan dari sanalah timbul keinganan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

Tapi dari penggalan kisah di atas, membuat saya menjadi berfikir dan bertanya – tanya. Apakah iya demi mengejar passion itu harus resign? Apakah dengan resign kita pasti mendapat hal yang sesuai passion? Apa gak bisa setiap perusahaan mengayomi passion karyawan nya? Apakah hidup ini cuma buat mengejar passion, ditengah orang lain yang sedang bersusah payah mencari pekerjaan? Dan banyaak lagi pertanyaan apakah timbul di benak saya san hal itu membuat saya semakin dilemma. Ya dilema, hidup ini memang penuh dilemma, dimana dilema ini akan terobati jika kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

Jadi apa dong kesimpulannya?

Kesimpulannya… saya juga gak tau, orang lagi dilema gimana sih!!

Tapi saya selalu teringat yang di bilang sama Om Bon Jovi “No matter what you want to do with your life, be passionate”

Tinggalkan Balasan